Tiap tahun, liga-liga sepak bola di seluruh dunia, termasuk Serie A, selalu kedatangan pemain-pemain anyar. Mereka tentu saja direkrut atas dasar ketertarikan, dan tak jarang klub harus menggelontorkan banyak uang untuk mendatangkannya.
Untuk menunjukkan kelayakannya, para pemain anyar tersebut biasanya akan berusaha tampil maksimal. Mereka harus mampu bersaing dengan para pemain lama untuk mendapatkan tempat utama, sekaligus beradaptasi dengan klub baru di Serie A.
Jika gagal, sangat besar kemungkinan mereka bakal hanya menghuni bangku cadangan dan menjadi perekrutan yang sia-sia. Itulah kenapa tak selalu pemain anyar sukses dengan klub barunya.
Di Serie A Italia, ada sejumlah pemain anyar yang gagal bersinar di musim 2016/2017 ini.
1. Gabriel Barbosa
Salah satu kabar perekrutan paling menghebohkan di bursa transfer musim panas 2016 lalu adalah ketika Inter Milan mendatangkan Gabriel Barbosa dari Santos seharga 29,5 juta euro atau setara Rp 412 miliar.
Namun hasil yang terjadi justru jauh panggang dari api. Penyerang berusia 20 tahun itu kalah bersaing dengan Mauro Icardi dan cuma menjadi penghuni setia bangku cadangan Inter Milan. Sepanjang musim ini, ia hanya tampil 10 kali dan itu pun di menit-menit akhir laga. Dengan kondisi tersebut, Gabriel hanya mampu menyumbang satu gol bagi Inter.
Menurut rumor yang berkembang, penyerang yang dijuluki Gabigol itu akan dipinjamkan ke Sevilla musim depan. Ia akan mengikuti jejak Stevan Jovetic yang lebih dahulu dibuang ke klub Spanyol tersebut.
2. Joao Mario
Inter Milan memang dikenal royal dalam urusan belanja pemain, tapi gagal memanfaatkannya. Ya, selain Gabriel Barbosa, musim panas 2016 lalu, I Nerazzuri juga membeli Joao Mario dengan harga mahal, yakni 40 juta euro atau setara Rp 564 miliar. Mario langsung diikat kontrak selama lima tahun, hingga Juni 2021.
Inter terkagum pada Mario usai tampil gemilang dalam membantu Portugal menjuarai Piala Eropa 2016 di Prancis. Namun sayang, mantan pemain Sporting CP itu gagal memenuhi ekspektasi para petinggi klub dan fans Inter.
Belakangan, Mario dirumorkan bakal dijual pada bursa musim panas mendatang. Meski demikian, ia mengaku ingin bertahan di San Siro.
“Saya tahu klub membuat investasi penting dalam membawa saya kemari. Soal rumor itu? Saya rasa pemain tak akan terganggu. Klub yang akan membahas hal itu,” kata Mario.
3. Marco Pjaca
Sekilas, tampaknya semua pemain yang dibeli Juventus sukses tampil bersinar. Namun kenyataannya tak semua demikian. Marco Pjaca adalah salah satunya. Dibeli dari Dinamo Zagreb seharga 23 juta euro (Rp 324 miliar) pada bursa musim panas 2016 lalu, pemain internasional Kroasia itu masih kalah bersaing dengan gelandang-gelandang Juventus lainnya.
Sialnya lagi bagi Pjaca dan Juventus, kondisi tersebut masih harus diperparah dengan cedera ligamen yang menghantam sang pemain kala membela negaranya dalam laga persahabatan melawan Estonia, 28 Maret 2017. Cedera tersebut memaksa pemain berusia 22 tahun itu menepi dari lapangan selama minimal enam bulan.
Dengan harga yang tak murah, Pjaca hanya menyumbang 3 gol dan 1 assist dalam 22 penampilan sepanjang musim perdananya ini.
Tak disangsikan lagi ketertarikan Barcelona kepada bintang Liverpool asal Brasil, Philippe Coutinho. Armada The Catalans sudah berkali-kali mendekati pemain berusia 24 tahun ini. Coutinho diyakini Barcelona bisa menjadi suksesor Andres Iniesta dan Xavi Hernandez kelak.
Coutinho memang menjadi bagian penting permainan The Anfield Gang dalam lima tahun terakhir. Posisinya dalam tim reguler senantiasa terjaga sekalipun tampuk manajer berpindah dari Brendan Rodgers hingga Juergen Klopp.
Musim ini, Coutinho sukses mencetak 13 gol dalam 31 penampilannya di ajang Premier League. Tak hanya itu, Coutinho juga ikut mengantar Liverpool mengakhiri musim di posisi empat besar, yang berarti masuk dalam zona Liga Champions.
Namun, Coutinho masih tetap jadi buruan utama Barcelona. Legenda hidup Barcelona dan Brasil, Ronaldinho, dan Neymar, sudah berkali-kali membujuknya untuk mau menerima pinangan Barcelona.
Sayangnya, mantan pemain Inter Milan ini masih menjaga loyalitas untuk Liverpool. Menurutnya, jika ia tetap loyal bersama Liverpool banyak orang yang akan menghormatinya. Ia merasa, jika bertahan di Liverpool akan menjadi pemain yang lebih dihargai daripada di beberapa klub elite lainnya.
“(Jika Anda) bertahan di sini, mereka akan membangun patung (Anda) untuk menghormarti Anda. Pergi ke tempat lain, Barcelona, Bayern Munich, Real Madrid, dan Anda akan menjadi pemain biasa saja. Di sini, Anda bisa menjadi sesuatu yang lebih,” ujar Coutinho kepada ESPN Brazil.
Total 42 gol dalam 182 pertandingan di semua ajang adalah bukti kualitas Coutinho selama lima musim membela panji Merseyside Merah.
Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, mengungkapkan kekecewaannya terhadap dua pemain asing Michael Essien dan Cartlon Cole. Dia menilai performa kedua pemain tersebut jauh dari harapan.
Terutama, paling disoroti yakni kondisi fisik Cartlon Cole yang tak kunjung membaik. Padahal, kehadiran eks pemain West Ham United ini diharapkan bisa menambah daya dobrak di lini depan.
Sebagai catatan, dari tujuh pertandingan Cartlon Cole hanya mencatatatkan tiga penampilan ketika melawan Arema FC, PS TNI dan Persipura.
Manajer berusia 68 tahun ini mengancam jika tak menunjukkan kemajuan yang baik. Tak menutup kemungkinan di putaran kedua pihaknya bakal mendepak Cartlon Cole.
“Kita terus terang dua pemain ini tidak puas apalagi yang namanya Cole, tidak akan dimainkan lagi. Alasannya pemain ini ada cedera (bawaan),” kata Umuh.
Pasca hasil imbang melawan Borneo FC pekan lalu, situasi ruang ganti Persib dikabarkan kurang kondusif. Hal itu menjadi masalah dalam menatap laga-laga berikutnya.
“Saya ingin tim ini kembali kondusif harus. Harus evaluasi di putaran kedua kalau terus begini, Cole kelihatan tidak akan ada peningkatan, kalau Essien 50:50,” terangnya.
“Awalnya ini tim sudah kompak padahal. Saya tidak mau tim ini tidak kondusif karena beberapa pemain,” lanjut dia.
Antonio Conte diganjar penghargaan individual setelah berhasil membawa Chelsea meraih gelar juara Liga Primer Inggris yang kelima. Conte terpilih sebagai pelatih terbaik Liga Primer Inggris musim ini. Penghargaan ini diberikan oleh Asosiasi Pelatih Liga Inggris (LMA).
Dilansir dari lama premierleague.com, Conte berhasil mengalahkan pelatih Swansea City Paul Clement, Sean Dyche dari Burnley, pelatih Bournemouth Eddie Howe, pelatih Tottenham Hotspur Mouricio Pochettino dan pelatih West Bromwich Albion Tony Pulis.
Keberhasil Conte tidak terlepas dari perubahan taktiknya pada awal musim. Ia mengganti formasi 4-1-4-1 menjadi 3-4-3. Perubahan formasi ini dinilai faktor kunci dari kemenangan Chelsea 13 kali berturut-turut.
The Blues mengumpulkan nilai 93, 43 lebih banyak dibandingkan yang mereka raih musim lalu saat finis di posisi 10. Chelsea unggul tujuh angka dari posisi kedua Tottenham Hotspur di klasemen akhir.
Musim depan Conte memiliki tantang yang berbeda. Ia harus bisa membawa Chelsea juara di Inggris sambil berkompetisi di Eropa. Sekarang, Conte bisa menambah trofi untuk Chelsea dengan mengalahkan Arsenal pada final Piala FA.
Arsenal lebih difavoritkan untuk mengalahkan Chelsea pada final Piala FA karena mereka didorong oleh motivasi mengakhiri musim ini dengan pencapaian tinggi setelah gagal masuk zona Liga Champion. Penilaian ini uniknya disampaikan manajer Chelsea, Antonio Conte, seperti dikutip Reuters.
Chelsea merayakan statusnya sebagai juara Liga Inggris setelah mengalahkan Sunderland 5-1 Ada malam. Mereka juga masih bisa menggandakan trofi itu dengan mengalahkan Arsenal yang gagal masuk empat besar, pada final Piala FA, 27 Mei mendatang.
“Jika Anda bertanya kepada saya siapa yang kini favorit, jawabnya adalah Arsenal. Mereka sudah punya peluang untuk mendapatkan musim yang bagus, melewati musim yang sukses,” kata Conte kepada wartawan.
“Arsenal gagal masuk Liga Champions dan kami harus sungguh-sungguh bersiap menghadapinya. Saya tidak berbicara soal taktik, melainkan soal motivasi. Api yang benar dalam jiwa dan hati kita. Jika kita memilikinya lebih banyak ketimbang Arsenal, maka kita mungkin menang.”
Conte bisa menjadi manajer kedua yang menyandingkan dua gelar pada musim pertama kepelatihannya di Chelsea setelah Carlo Ancelotti merengkuhnya pada musim 2009-2010.
Berstatus juara Premier League 2016-2017, Chelsea langsung tancap gas dalam perburuan pemain. Chelsea sudah membidik beberapa pemain yang sesuai dengan kebutuhan mereka pada musim depan.
Seperti dirilis BBC, Selasa (23/5/2017), Chelsea mengincar bek kanan Tottenham Hotspur, Kyle Walker. Chelsea menganggap pemain berusia 26 tahun tersebut memiliki kemampuan ganda, yakni sebagai full-back maupun pemain sayap.
Chelsea harus bekerja keras jika ingin menggaet Walker. Tak hanya Chelsea, Walker juga diburu beberapa tim seperti Bayern Munchen dan Manchester City. Selain Walker, Chelsea terus melakukan pendekatan ke kubu AS Monaco agar bisa memboyong Tiemoue Bakayoko.
Beberapa waktu lalu, Manajer Chelsea, Antonio Conte sudah menyuarakan prioritas pertama mereka adalah memboyong bomber Everton dan timnas Belgia, Romelu Lukaku. Andai gagal, pilihan selanjutnya adalah striker Real Madrid, Alvaro Morata.
Chelsea berharap satu di antara dua incara striker tersebut bisa bergabung. Hal itu berkaitan dengan kemungkinan pergi Diego Costa ke Tianjin Quanjian atau kembali ke Atletico Madrid.
Satu lagi penyerang Chelsea yang kemungkinan bakal pergi adalah Michy Batshuayi. Pemain berusia 23 tahun tersebut semakin dekat ke kubu West Ham United dengan status pinjaman. Namun, bisa saja opsi berubah, karena Newcastle United juga menginginkan jasa Batshuayi.
No comments:
Post a Comment