berita7up.com – KEJUTAN akhirnya terjadi pada babak 16-besar Euro 2016. Inggris dipastikan harus pulang karena takluk dari tim debutan Islandia 1-2, Selasa (28/6) dini hari di Allianz Riviera, Nice.
Memang sepanjang 16-besar, tak ada tim kuda hitam yang mampu membasmi tim unggulan hingga Islandia yang berstatus debutan bahkan tak dipertimbangkan lolos fase grup-lah yang menjadi kejutan di ajang ini.
Islandia dipastikan akan menghadapi tuan rumah Prancis pada babak perempat final. Pada laga melawan Inggris, Islandia memperlihatkan filosofi pragmatis yang mendekati sempurna.
Serangan-serangan mereka sangat efektif, pun punya sistem pertahanan yang spesial. Inggris menguasai penguasaan bola 77 persen berbanding 23 persen, tapi Islandia tahu cara menghentikan mereka.
Laga terbilang panas sejak awal. Kedua tim langsung memperlihatkan permainan terbuka.
Benar saja, baru berjalan tiga menit, umpan indah Daniel Sturridge ke Raheem Sterling yang kosong memaksa sang pemain diganjal oleh kiper Hannes Halldorsson.
Wasit tanpa ragu menunjuk titik putih. Wayne Rooney pun berhasil dengan dingin mengeksekusi penalti dan membawa Inggris unggul 1-0.
Gol ini menjadi spesial bagi Rooney karena adalah gol pertamanya di Euro 2016, pun pada laga ke-115 bersama Timnas Inggris, atau menyamai rekor terbanyak milik David Beckham.
Sayangnya, keunggulan tersebut hanya bertahan dua menit. Islandia memperlihatkan kualitasnya secara langsung.
Aron Gunnarsson membuat lemparan ke dalam jarak jauh yang disambut tandukan Kari Arnason, sehingga Ragnar Sigurdsson yang berdiri bebas langsung melakukan tendangan voli keras ke gawang Joe Hart. Kedudukan menjadi 1-1.
Sepanjang laga, tempo pertandingan sangat cepat dan peluang demi peluang terjadi. Inggris terlihat lebih sering membuat peluang.
Mulai dari tembakan Dele Alli hingga Sturridge. Namun, Islandia yang berhasil membalikkan kedudukan pada menit ke-18.
Adalah striker Kolbeinn Sigthorsson yang berhasil mencetak gol. Tembakan akurat sang pemain tak bisa ditahan dengan sempurna oleh Hart dan masuk kembali ke gawang Inggris.
Sigthorsson. membutuhkan 263 menit untuk membuat tembakan ke gawang pada Euro 2016, tapi langsung berbuah gol tersebut.
Peluang demi peluang dibuat Inggris. Tapi, belum juga mampu menembus gawang Islandia.
Islandia sendiri tampil disiplin dan benar-benar memanfaatkan momentum serta efektivitas mereka. Babak pertama berakhir dengan keunggulan Islandia 2-1.
Pada babak kedua, Inggris terlihat jauh lebih menguasai pertandingan, walau kesempatan yang mereka buat tak sebanyak di babak pertama.
Malahan, kembali Islandia yang mendapat peluang emas pada menit ke-52. Sigurdsson nyaris membuat brace lewat tendangan salto indah, tapi kali ini Hart bisa menyelamatkan dengan baik.
Inggris mulai terlihat kehabisan akal untuk menembus lini belakang Islandia. Kesempatan-kesempatan yang mereka buat hampir semuanya sia-sia, sebagian besar bahkan terjadi karena tembakan tak akurat para pemainnya.
Pada menit ke-78, Kane mendapat peluang lewat tandukannya. Sayang, masih terlalu lemah dan bisa diamankan.
Gunnarsson nyaris membuat Islandia mematikan laga pada menit ke-83. Sayang, tembakan kerasnya masih bisa ditahan oleh Hart. Laga pun bertahan dengan skor 2-1 hingga akhir laga.
berita7up.com - Selain mempertemukan dua tim dengan sejarah besar di sepakbola, partai ini juga jadi ulangan final Euro 2012. Karenanya tak mengherankan bila Italia mengusung misi balas dendam, seiring kekalahan telak 4-0 di final empat tahun silam. Sepanjang sejarah, kedua negara sudah bertemu sebanyak 34 kali. Rekornya sama, dengan keduanya sukses meraih 10 kemenangan dan 14 kali seri.
Italia menjadi satu dari tiga tim yang tak terkalahkan di babak kualifikasi Euro 2016. Dari 10 laga, mereka menang 7 kali dan 3 kali seri. Sementara Spanyol baru sekali menelan kekalahan dari 14 pertandingan terakhir mereka di putaran final Euro. Bersama Jerman, Spanyol merupakan pengoleksi gelar terbanyak Euro sebanyak tiga kali. Mereka juga jadi satu-satunya negara yang sanggup meraihnya dua kali beruntun, yang dilakukan pada edisi 2008 dan 2012 lalu.
Italia kembali menurunkan susunan pemain terbaik mereka selama di fase grup turnamen tahun ini setelah sebelumnya sempat melakukan rotasi saat kalah 1-0 dari Republik Irlandia. Sementara Spanyol juga menurunkan skuat terbaik mereka, meski di laga terakhir juga menelan kekalahan mengejutkan 2-1 dari Kroasia.
Mampukah Italia membalas dendam mereka saat dikalahkan Spanyol dengan skor 4-0 dalam laga final Euro 2012 lalu? Ataukah justru pasukan Vicente Del Bosque menambah luka yang dipendam anak asuh Antonio Conte?
1′ KICK-OFF BABAK PERTAMA!
3′ Di bawah guyuran hujan lebat, kedua tim langsung coba menggebrak. Italia memulai laga ini dengan inisiatif tekanan ke jantung pertahanan Spanyol.
33′ Gol Giorgio Chiellini GOOOOOLLLL!!!! Tendangan bebas Eder awalnya dimentahkan De Gea! Namun bola pantulan disambar Giaccherini yang kemudian bola menuju posisi CHIELLINI dan sukses menceploskan bola ke gawang Spanyol!
HT: ITALIA 1-0 SPANYOL | Secara impresif pasukan Gli Azzurri mampu tampil lebih dominan dengan gaya spartan mereka sepanjang babak pertama hingga membatasi La Furia Roja untuk mengembangkan permainan. Efektivitas serangan juga mampu mereka peragakan terbukti dengan hadirnya Chiellini sebagai pembeda skor sementara ini. De Gea sejauh ini menyelamatkan muka sang juara bertahan dengan serangkaian penyelamatan gemilangnya yang mencegah anak asuh Conte untuk dapat mencetak lebih dari satu gol.
90′+1′ Gol Graziano Pellè GOOOOLLLL!!!! DEJA VU BELGIA? PELLE kembali mencetak gol bagi Italia di menit krusial, kali ini menyambar bola hasil umpan silang Darmian yang sempat membentur pemain lawan tanpa mampu dihentikan De Gea!
SUSUNAN PEMAIN KEDUA TIM
SPANYOL (4-3-3): De Gea; Juanfran, Piquè, Sergio Ramos, Jordi Alba; Fabregas, Busquets, Iniesta; David Silva, Morata, Nolito.
ITALIA (3-5-2): Buffon; Barzagli, Bonucci, Chiellini; Florenzi, Parolo, De Rossi, GIaccherini, De Sciglio; Pellè, Eder.
berita7up.com - Premier League menyatakan bahwa kompetisi sepak bola Inggris tidak akan terpengaruh dengan kemenangan kubu yang memilih keluar dari Uni Eropa.
Hasil referendum Eropa di Inggris sudah final. Total 51,9 persen pemilih menghendaki mereka keluar dari Uni Eropa (UE), sedangkan sisanya memilih bertahan.
Ada kekhawatiran Premier League tidak mendapatkan dukungan dari kubu Brexit – Inggris keluar dari UE. Sebab, Ketua Eksekutif Premier League Richard Scudamore sering mengumandangkan imbauan bertahan bersama UE.
Kekhawatiran tersebut coba diredam melalui pernyataan resmi Premier League.
“Jelas, kami akan terus bekerja dengan pemerintah dan badan lainnya apapun hasil dari proses ini,” bunyi pernyataan mereka.
Pamor Premier League sebagai liga bertabur bintang juga terkena dampak negatif. Apabila Inggris keluar dari UE, para pemain asing membutuhkan izin kerja dengan syarat menumpuk, salah satunya jumlah penampilan bersama tim nasional.
Rumitnya aturan izin kerja untuk pemain asing bisa memangkas jumlah bintang di kasta teratas Inggris. Padahal, dicatat Transfermarkt, sebesar 65,2 persen pemain di Premier League berasal dari negara non-Inggris.
Premier League kembali menepis kemungkinan buruk tersebut.
“Premier League merupakan kompetisi yang sangat sukses dan memiliki daya tarik baik di domestik maupun global. Hal ini akan bertahan terlepas dari hasil referendum,” demikian pernyataan itu.
berita7up.com - Bek tim nasional Jerman Mats Hummels mengaku Jerman menghadapi tantangan yang berat untuk mengawinkan trofi Piala Dunia dan Piala Eropa. Namun setelah menyelesaikan babak penyisihan grup sebagai juara, Jerman berpeluang mengikuti capaian Spanyol empat tahun lalu.
“Jika anda dapat memenangkan kedua kejuaraan, itulah pencapaian tertinggi yang bisa anda dapatkan sebagai pemain tim nasional,” kata Hummels seperti dilansir dari laman ESPNFC.
Hummels mengatakan, Jerman fokus untuk mencapai target itu. Namun, ia menegaskan timnya tak terbebani dengan keharusan mengawinkan kedua gelar prestisius tersebut.
Jerman akan melawan Slovakia dalam laga 16 besar pada 26 Juni. Jika Jerman sanggup melewati hadangan Slovakia, mereka akan bertemu pemenang antara italia dan Spanyol. Pelihat peluang itu, Hummels merasa tak ada yang perlu ia sesali.
“Hal itu (mengawinkan gelar) bukanlah sesuatu yang harus anda lakukan. Anda bisa melakukannya namun saat anda bertemu lawan-lawan yang sangat bagus seperti Spanyol, Italia, Prancis, atau Inggris, ada kemungkinan kami bisa kalah dan itu tak akan jadi kekecewaan besar,” terang dia.
berita7up.com - SOSOK Gabor Kiraly memang unik. Maka, tak salah dia jadi pemain yang paling banyak diperbincangkan pada perhelatan Piala Eropa 2016.
Dalam usia 40 tahun, Kiraly telah memecahkan rekor sebagai pemain tertua yang tampil di Euro 2016. Faktanya, dari tiga pertandingan yang telah dilakoni Hongaria, ia selalu berdiri di bawah mistar gawang timnya.
Hal lain dari Kiraly adalah tampilannya yang sudah ikonik. Sejak dulu sampai sekarang, ia setia dengan celana jogging warna abu-abu.
Sadar bahwa penampilannya unik, ia pun menjadikan ciri khasnya itu sebagai rencana bisnis seusai pensiun. Kiraly bahkan ternyata sudah berjualan secara online.
“Aku dengar bahwa celanaku ini menarik perhatian orang. Sebenarnya aku telah membuka bisnis celana ini atas namaku sendiri pada 1 April lalu, tepat di hari ulang tahunku yang ke-40. Aku ingin membesarkan bisnisku ketika pensiun nanti,” ujar Kiraly dikutip dari Yahoosports.
Apabila anda tertarik untuk membeli celana dengan merk K1RALYSPORT ini, anda dapat mengunjungi situs kiralyshop.hu. Situs online shop ini dikelola oleh sang istri Zsanett. Celana panjang ala Kiraly ini bisa dibeli dengan harga sekitar 28 dolar, atau sekitar Rp. 280 ribu. Selain celana, K1RALYSPORT juga menjual sarung tangan, botol minum, topi, dan tas.
“Bahan yang kugunakan adalah bahan spesial, bahan yang amat sangat ringan. Itu mengapa celana ini cocok digunakan saat cuaca panas atau dingin. Celana ini sangat ringan pula,” demikian ia berpromosi.
Di sisi lain sebagai bentuk dukungan dan penghormatan bagi Kiraly, penduduk di negara tersebut kompak memakai celana olahraga panjang abu-abu dalam beraktivitas.
Gerakan ini terjadi ketika Hungaria meladeni Portugal pada laga terakhir Grup F Piala Eropa 2016 di Lyon, Rabu (22/6).
"Luar biasa, orang-orang di Hungaria menggunakan celana panjang abu-abu ke kantor demi merayakan penampilan Kiraly di Piala Eropa 2016," kata jurnalis asal Skotlandia Euan McTear, melalui akun Twitter.
berita7up.com – Dengan empat trofi yang sudah mereka raih dalam 12 bulan terakhir (tujuh trofi dalam 14 bulan, kalau mau menghitung pencapaian musim 2014/15), sulit untuk mengatakan Barcelona membutuhkan perombakan besar dalam skuat mereka saat ini. Mereka masih begitu solid secara mental, unggul dari segi teknik permainan dibanding begitu banyak tim top Eropa lainnya, dan masih merupakan tim yang sulit dikalahkan.
Tapi, kepergian bek kanan Dani Alves, yang memiliki kontribusi penting dalam era penuh kesuksesan Barcelona selama hampir satu dekade terakhir, ke Juventus merupakan sebuah lubang yang harus segera ditambal. Javier Mascherano berpeluang tak lagi menjadi duet Gerard Pique di jantung pertahanan. Dan meski Andres Iniesta sebenarnya tak menunjukkan gejala penurunan kecerdasan dengan performa gemilangnya yang terlihat di Euro 2016, tapi kelelahan pasca turnamen musim panas adalah hal yang tak terhindarkan dan ia sudah tak muda lagi.
Luis Enrique jelas memahami bahwa mencari pemain yang sesuai dengan kebutuhan dan standar timnya bukan tugas yang mudah. Skuatnya, yang sempat keteteran jelang penutupan musim 2015/16 dan nyaris membuat gelar La Liga lepas dari genggaman tim asal Catalan ini, merupakan indikasi bahwa Barcelona memang butuh penyegaran.
Berikut adalah daftar tiga pemain yang bisa dipertimbangkan Enrique untuk meningkatkan kualitas skuatnya di musim 2016/17.
1. Samuel Umtiti
Situasi tak menentu mengenai masa depan Javier Mascherano di Nou Camp memancing rumor bahwa Barcelona akan segera membeli bek tengah baru. Tapi, sepertinya kedatangan bek Lyon, Samuel Umtiti, saat ini lebih mendekati kenyataan ketimbang rumor-rumor tak jelas yang biasanya memang hilir mudik di Barcelona pada bursa transfer.
Pasalnya, Direktur Sepak Bola Barcelona, Robert Fernandez, dikabarkan sudah memantau langsung permainan Umtiti pada Maret lalu saat Lyon menghadapi sang juara, PSG. Ia juga bukan satu-satunya orang yang memberikan perhatian khusus pada pemain berusia 22 tahun tersebut.
Umtiti juga jelas lebih murah ketimbang target Barcelona lainnya, Aymeric Laporte yang memiliki klausul senilai €65 juta euro bersama Athletic Bilbao setelah memperpanjang kontraknya pada awal bulan Juni lalu. Nilai transfer Umtiti sendiri kabarnya hanya berkisar 15 juta euro.
Umtiti dikenal sebagai bek yang aktif dalam perebutan bola. Dia memiliki catatan yang menonjol dalam duel udara dengan memenangkan total 90 duel udara di Ligue 1 musim lalu. Keberaniannya berduel dengan lawan untuk merebut bola-bola bawah juga merupakan pendekatan yang sedikit berbeda dengan bek-bek tengah Barcelona pada umumnya. Ia mungkin masih membutuhkan waktu untuk benar-benar memenuhi potensi terbaiknya dan itu adalah tugas Pique untuk memberikan arahan yang penting bagi Umtiti nantinya.
2. Hector Bellerin
Dani Alves tinggal menghitung hari untuk segera bergabung dengan klub Serie A, Juventus, dan Barcelona masih menimang-nimang siapa yang akan mereka incar untuk meneruskan agresivitas Alves di posisi bek kanan. Barcelona mungkin bisa membuat segalanya lebih mudah jika bersedia mengerucutkan pilihan dengan melihat kembali para lulusan La Masia yang menjadi pengembara sukses di negeri orang. Kami bicara soal Hector Bellerin.
Pemain berusia 21 tahun ini sudah tampil memukau sejak awal 2015 bersama Arsenal dan mengukuhkan posisinya sebagai bek kanan utama tim London utara tersebut di tengah badai cedera yang dialami Mathieu Debuchy dan Calum Chambers. The Gunners mungkin belum meraih trofi liga dengan kontribusi yang sudah diberikan Bellerin, tapi dia jelas bukan masalah utama Arsenal.
Cepat, aktif menyerang pertahanan lawan di sektor sayap, kemampuan dribel bola yang bagus, umpan-umpan terukur, Bellerin adalah pewaris ajaran La Masia. Ia adalah full-back yang diajarkan untuk meneror pertahanan lawan dan menurut pengakuannya sendiri, La Masia memang tidak mengajarkan beknya untuk bertahan. Keberhasilannya masuk dalam daftar Tim Terbaik PFA Premier League 2015/16 merupakan ganjaran dari performa apiknya bersama Arsenal. Barcelona boleh mengulang cerita kepulangan Cesc Fabregas dengan harapan ada akhir yang lebih baik kali ini untuk Bellerin.
Tapi, Barcelona harus bergerak cepat: pasalnya, kabarnya saat ini Arsenal tengah melakukan negosiasi kontrak baru dengan bek yang tengah memperkuat Spanyol di Euro 2016.
3. Marco Verratti
Mantan rekan duet Andres Iniesta di Barcelona, Xavi Hernandez, sekali waktu memberikan pujian pada gelandang Italia yang kini berseragam Paris Saint-Germain, Marco Verratti. Pemain yang absen di Euro 2016 karena cedera ini disebut Xavi memiliki DNA Barcelona.
Dengan bisa dimainkannya Arda Turan sejak awal Januari lalu, Barcelona saat ini memang seperti sebuah tim yang kelebihan gelandang tengah. Tapi Turan, yang sebenarnya bisa dimaklumi mengingat ia harus menunggu hingga enam bulan untuk bisa bermain dengan skuat utama, adalah pemain yang terlupakan dengan Enrique tidak mengubah pilihan tiga gelandang tengahnya dari Ivan Rakitic, Andres Iniesta, dan Sergio Busquets. Ia malah lebih sering dimainkan sebagai sayap kanan, dalam alternatif formasi yang membuat Messi bisa bermain sebagai pemain no. 10 di tengah.
Sementara Verratti kian diakui kualitasnya dengan permainan yang mengingatkan kita akan Andrea Pirlo. Selain memiliki kemampuan dalam mengatur tempo dan mengendalikan arah permainan PSG, Verratti juga piawai menjadi penghubung antar lini dengan permainan umpan-umpan yang diperagakannya. Penguasaan bolanya tampak alami, sehingga tak mengherankan jika Xavi menyebutnya memiliki DNA Barcelona. Sangat disayangkan PSG kehilangan dirinya di masa-masa kritis, saat Liga Champions memasuki fase gugur. Cedera mungkin menjadi satu-satunya faktor mengapa membeli Verratti bukan keputusan yang bagus saat ini.
Wacana mengenai apakah Barcelona benar-benar membutuhkan seorang gelandang tengah baru memang masih bisa diperdebatkan, tapi sulit untuk membantah pendapat yang menyatakan pemain seperti Verratti akan membuat Barcelona kian mendominasi saja dan Iniesta mungkin tak akan lagi merindukan Xavi jika pemain berusia 23 tahun itu datang.
berita7up.com- Chile sukses mempertahankan gelar juara Copa America mereka pada partai final Copa America Centenario 2016. Berhadapan dengan Argentina di MetLife Stadium, anak asuh Juan Antonio Pizzisukses menjadi juara Copa America Centenario melalui babak adu penalti.
Hingga waktu normal berakhir, kedudukan antara kedua tim sama kuat 0-0, sehingga wasit melanjutkan pertandingan ke babak penalti. Di kubu Argentina, Lionel Messi dan Lucas Biglia gagal melaksanakan tugasnya sebagai eksekutor penalti, sedangkan di kubu Chile Arturo Vidal menjadi satu-satunya pemain yang gagal mencetak Penalti.
Jalannya Pertandingan yang digelar di MetLife Stadium berjalan dengan intensitas tinggi semenjak awal pertandingan. Kedua tim sama-sama tampil ngotot semenjak awal pertandingan, namun pada laga ini Argentina sedikit lebih mendominasi jalannya pertandingan.
Peluang emas pertama Argentina lahir pada menit 17. Wasit memberikanLa Albiceleste tendangan bebas setelah Marcelo Diaz melanggar Lionel Messi di luar kotak penalti. La Pulga yang mengambil tendangan bebas tersebut ke gawang Chile, namun Claudio Bravo dengan sigap mengamankan tendangan Messi tersebut.
Chile nyaris saja tertinggal pada menit 21 saat Gary Medel yang hendak melakukan backpass berhasil direbut oleh Gonzalo Higuain. Striker Napoli tersebut berhasil berhadapan satu lawan satu melawan Claudio Bravo, namun sayang tendangannya masih menyamping dari gawang Chile.
Pada menit 28 Chile harus bermain dengan 10 pemain, setelah Marcelo Diaz kembali melanggar Lionel Messi sehingga mendapat kartu kuning keduanya. Unggul jumlah pemain membuat Argentina semakin percaya diri menatap laga ini, di mana Angel Di Maria sempat melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti namun masih mengarah tepat ke pelukan Claudio Bravo.
Mendominasi jalannya pertandingan, pada menit 43 Argentina harus kehilangan Marcos Rojo yang melakukan tekel keras dari belakang kepada Arturo Vidal. Wasit Heber Roberto Lopes tanpa ampun langsung mengangkat kartu merah sehingga kedua tim sama-sama bermain dengan 10 pemain. Hingga tambahan waktu babak pertama berakhir, skor tetap imbang 0-0.
Meski bermain dengan 10 pemain, baik kedua tim tidak menurunkan tempo serangan mereka. Namun pada awal babak kedua ini, Chile lebih menguasai penguasaan bola ketimbang Argentina.
Pada menit 63, Chile mendapat peluang emas untuk membuka keunggulan. Melalui skema serangan balik, beberapa pemain menyerang Chile berhasil masuk ke kotak penalti, namun sayang Alexis Sanchezyang menerima umpan lambung Arturo Vidal sudah terjebak offside terlebih dahulu.
Pada menit 79, Chile kembali mendapat peluang emas. Mendapat umpan lambung dari tengah lapangan, Eduardo Vargas berlari ke kotak penalti Argentina dan melepaskan tendangan keras mendatar ke gawang Romero. Namun kiper Manchester United tersebut dengan sigap menggagalkan peluang tersebut.
Argentina sendiri juga memiliki peluang emas pada menit 84. Melalui kerja sama Lionel Messi dan Sergio Aguero, Striker Manchester City tersebut melepaskan tendangan ke gawang Chile, namun sayang tendangannya masih melambung tinggi di atas mistar gawang La Roja.
Jelang bubaran, kedua tim sama-sama mendapat satu peluang emas. Chile mendapat peluang emas setelah umpan tarik beausejour berhasil ditendang oleh Alexis Sanchez. Namun Ramiro Funes Mori melakukan intervensi dengan tepat sehingga peluang tersebut tidak berbuah gol. Usai peluang tersebut, Argentina melakukan serangan balik dengan cepat, di mana Lionel Messi melepaskan tendangan keras dari laur kotak penalti namun masih melebar dari gawang Bravo. Skor 0-0 tetap bertahan hingga wasit meniupkan peluit panjang dan pertandingan dilanjutkan ke babak tambahan waktu.
Di babak tambahan waktu, Chile kembali mendapat peluang emas pada menit 98. Alexis Sanchez yang berhasil lolos dari jebakan offside melepas umpan lambung yang disundul oleh Eduardo Vargas. Namun sayang sundulannya terlalu lemah sehingga masih bisa ditangkap oleh Romero.
Argentina sendiri juga mendapat peluang emas dua menit berselang. Berawal dari tendangan bebas Lionel Messi, Sergio Aguero berhasil menyundul bola tepat ke gawang Chile. Namun Claudio Bravo berhasil menepis bola dengan ujung jarinya sehingga bola mengenai mistar gawang dan bola keluar dari lapangan.
Di babak tambahan kedua, Argentina mendapat peluang pada menit 113 saat mereka mendapat tendangan bebas. Lionel Messi yang mengeksekusi tendangan tersebut gagal membawa La Albiceleste unggul setelah tendangannya mengenai pagar betis Chile. Hingga waktu normal berakhir, kedudukan tetap imbang 0-0 sehingga pertandingan dilanjutkan ke babak Adu Penalti.
Pada babak adu Penalti, Chile mendapat kesempatan pertama untuk menendang. Arturo Vidal sebagai eksekutor pertama gagal mengeksekusi penalti setelah Sergio Romero sukses membaca arah tendangannya. Lionel Messi yang menjadi eksekutor pertama Argentina juga gagal menjalankan tugasnya setelah tendangannya melebar dari gawang Bravo.
Para Eksekutor berikutnya dari Argentina maupun Chile sukses melakukan tugasnya. Eksekutor ke empat Argentina, Lucas Biglia gagal melakukan tugasnya setelah tendangannya ditepis oleh Claudio Bravo. Francesco Silva selaku eksekutor terakhir Chile sukses melaksanakan tugasnya, sehingga Chile kembali mempertahankan gelar juara mereka atas Argentina.
Susunan Pemain Kedua Tim Argentina (4-3-3): Romero, Mercado, Funes Mori, Otamendi, Rojo; Biglia, Mascherano, Banega (Lamela 111′); Di Maria (Kranevitter 57′), Higuain (Aguero 69′), Messi
berita7up.com – Timnas Jerman dan Belgia tampil perkasa di babak 16 euro 2016 di Prancis. Jerman melibas lawannya Slovakia dengan skor telak 3-0. Sementara Belgia tampil trengginas dengan melesakkan 4 gol kegawang Hungaria.
Jerman tampil begitu perkasa di Stade Pierre Mauroy, Minggu (26/06). Sementara Slovakia hanya bisa menunjukkan kebangkitannya di awal-awal babak kedua saja. Tim Panser pun bisa dengan mudah menggulung lawannya ini melalui sumbangan gol Jerome Boateng, Mario Gomez dan Julian Draxler.
Sedangkan Belgia tampil super dominan dan Hungaria memilih bertahan. Sukses mencetak gol cepat lewat Tony Alderweireld, Belgia kemudian mencetak tiga gol lagi lewat Batshuayi, Hazard dan Carrasco.
Hungaria lolos ke babak 16 besar dengan menjadi juara Grup F sementara belgia merupakan runner up Grup E. Dari awal, pertandingan ini sudah terindikasi berjalan searah dengan Belgia yang menekan sejak awal.
Belgia sukses memanfaatkan keunggulan mereka dengan gol pada menit ke-10. Lewat skema tendangan bebas, Kevin De Bruyne melepas umpan silang ke depan gawang Gabor Kiraly. Bola disambut dengan tandukan oleh Toby Alderweirelduntuk membawa Belgia unggul 1-0.
Terus tertekan, Hungaria sesekali mengancam lewat serangan balik. Hungaria terutama mengancam lewat kecepatan kedua sayap mereka. Namun secara umum, lini belakang Belgia masih cukup tangguh untuk menghentikan setiap ancaman Hungaria.
Meski Belgia terus menebar ancaman, namun mereka tak mampu menambah kedudukan hingga babak pertama usai. Namun Belgia menjadi semakin agresif begitu babak kedua dimulai.
Dikomandoi oleh Eden Hazard, lini depan Belgia membuat pertahanan Hungaria kocar-kacir. Namun kombinasi antara penyelesaian akhir yang kurang sempurna dan pertahanan yang ketat membuat Belgia baru bisa menambah keunggulan pada menit ke-78.
Michy Bashuayi yang baru berada di lapangan selama dua menit sukses mencetak gol simpel. Eden Hazard mengecoh para pemain bertahan Hungaria untuk melepas umpan silang yang diselesaikan dengan tap in simpel.
Semenit berselang, giliran Hazard yang mencetak gol istimewa. Setelah mengecoh beberapa pemain lwan, Hazard melepas tembakan keras dari ujung kotak penalti yang gagal diselamatkan Kiraly.
Di ujung pertandingan, Yannick Carrascomenggenapi keunggulan Belgia menjadi 4-0. Mendapatkan umpan terobosan dari Radja Nainggolan, Carrasco dengan bebas melepas tembakan yang bersarang di pojok gawang Hungaria.
Skor 4-0 untuk kemenangan Belgia ini berakhir sampai pertandingan usai. Dengan kemenangan ini, Belgia akan menghadapi Wales di babak perempat final pada 1 Juli nanti.
berita7up.com - Menjelang dimulainya putaran babak 16 besar Piala Eropa 2016, Sabtu (25/06/2016), para pelatih dari 16 tim yang berhak tampil, sibuk berbenah diri menyiapkan taktik dan strategi yang akan ditampilkan timnya.
Selain soal taktik dan strategi, ke-16 pelatih tersebut juga wajib melihat fakta bahwasanya beberapa pemainnya juga terancam mendapat skorsing di babak berikutnya (perempat final) andaikata kembali mendapat kartu kuning di babak 16 besar.
Kondisi inilah yang pantas dicermati pelatih Italia, Antonio Conte. Sebabnya, secara statistik, jumlah pemain Gli Azzurri yang terancam suspensi menjadi yang terbanyak dibanding 15 tim lainnya. Bahkan, 6 di antaranya merupakan pemain kunci Italia.
Berikut daftar pemain yang terancam suspensi di babak perempat final:
(4) Swiss: Valon Behrami, Breel Embolo, Fabian Schar, Granit Xhaka (4) Polandia: Kamil Grosicki, Krzysztof Mączynski, Sławomir Peszko, Łukasz Piszczek (2) Wales: Ben Davies, Sam Vokes (4) Irlandia Utara: Craig Cathcart, Stuart Dallas, Jonny Evans, Jamie Ward (8) Kroasia: Milan Badelj, Marcelo Brozovic, Ivan Strinic, Domagoj Vida, Ivan Perisic, Marko Rog, Darijo Srna, Sime Vrsaljko (2) Portugal: Pepe, Ricardo Quaresma (4) Prancis: Olivier Giroud, N’Golo Kanté, Laurent Koscielny, Adil Rami (5) Rep Irlandia: Jeff Hendrick, James McCarthy, Glenn Whelan, Shane Long, Stephen Ward (3) Jerman: Jerome Boateng, Sami Khedira, Mesut Oezil (7) Slovakia: Ján Durica, Patrik Hrosovský, Juraj Kucka, Robert Mak, Viktor Pecovsky, Martin Skrtel, Vladimír Weiss (8) Hungaria: Balazs Dzsudzsak, Zoltan Gera, Richard Guzmics, Roland Juhasz, Kadar Tamas, Laszlo Kleinheisler, Adam Nagy, Krisztian Nemeth
(4) Belgia: Thomas Vermaelen, Jan Vertonghen, Thomas Meunier, Axel Witsel (10) Italia: Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, Gianluigi Buffon, Giorgio Chiellini, Daniele De Rossi, Éder, Lorenzo Insigne, Thiago Motta, Salvatore Sirigu, Simone Zaza (1) Spanyol: Sergio Ramos (2) Inggris: Gary Cahill, Ryan Bertrand (3) Islandia: Birkir Bjarnason, Johann Gudmundsson, Birkir Saevarsson
berita7up.com - Pemain belakang Spanyol, Juan Francisco Torres alias Juanfran, enggan membahas eksekutor penalti menjelang partai kontra Italia pada babak 16 besar Piala Eropa, Senin (27/6/2016).
Perdebatan soal eksekutor mencuat setelah kegagalan penalti Sergio Ramos saat Spanyol kalah 1-2 dari Kroasia, Jumat (17/6/2016).
Setelah pertandingan tersebut, Andres Iniesta mengaku sebagai eksekutor sebenarnya. Hanya, Ramos mengambil alih tugas karena merasa lebih percaya diri.
Lantas, apakah Ramos masih dipercaya menjadi penendang, terlebih apabila laga ditentukan lewat adu penalti?
“Saya tidak mengetahui. Hal ini bergantung pelatih. Dia dan pemain yang bersangkutan memutuskan saat adu penalti,” tutur Juanfran.
“Entah apa yang terjadi dalam pertandingan nanti. Saya sendiri berharap kami menang tanpa adu penalti,” ucap dia.
Adu penalti sempat dilalui Spanyol saat menyingkirkan Italia pada semifinal Piala Konfederasi 2013 dan perempat final Piala Eropa 2008.
Dalam duel pertama, Daniele De Rossi dan Mauro Camoranesi gagal menuntaskan eksekusi Italia. Adapun Leonardo Bonucci menjadi satu-satunya eksekutor yang tak mampu menunaikan tugasnya pada laga delapan tahun lalu.
No comments:
Post a Comment