Berbicara manajer tersukses, banyak hal yang menjadi ukuran. Sangat banyak pelatih atau manajer spesial sepanjang sejarah sepak bola. Tapi, ada beberapa nama yang begitu menonjol.
Tak hanya karena jumlah trofi yang diangkat, tapi juga pengembangan sepak bola yang diusung dan membuat pengaruh besar secara keseluruhan.
Berikut adalah lima manajer dengan prestasi dan filosofi terbaik yang akan selalu dikenang oleh pencinta sepak bola.
Vicente Del Bosque
Seorang figur fenomenal di dunia sepak bola Spanyol. Dia berhasil memenangi lima titel saat menjadi pemain bersama Real Madrid. Setelah itu bersama tim yang sama mampu memberikan 2 trofi liga, 2 Champions League sebagai pelatih.
Menjadi pelatih Timnas Spanyol, setelah Euro 2008, Del Bosque memberikan Spanyol trofi Piala Dunia dan Euro 2012. Sesosok yang tak akan dilupakan oleh pencinta sepak bola Spanyol.
Pep Guardiola
Salah satu manajer terbaik di era modern. Masih muda tapi prestasi yang sangat luar biasa sudah dibuktikan. Total 21 trofi bersama Barcelona dan Bayern Muenchen dia perlihatkan.
Hal tersebut diharapkan bisa berlanjut kala Guardiola melatih Manchester City saat ini. Memang ada waktu adaptasi, tapi perkembangan yang dia perlihatkan bersama tim sudah mulai terlihat.
Jose Mourinho
Selalu memberikan sukses pada tiap tim yang dilatih. Dia sudah mengangkat total 24 trofi sepanjang karier kepelatihan sejak di Porto hingga Manchester United saat ini.
Salah satu manajer dengan karaketeristik kontroversial, unik, dan juga punya ciri filosofi yang memprioritaskan hasil ketimbang keindahan permainan. Diyakini bisa kembali menaikkan level Setan Merah ke tingkat tertinggi.
Bob Paisley
Salah satu manajer terbaik Liverpool sepanjang masa. Dia memberikan 19 trofi untuk The Reds hanya dalam jangka waktu sembilan tahun. Sesuatu yang benar-benar brilian.
Bersama Paisley, Liverpool mendominasi sepak bola Inggris di era 1970-1980, memberikan enam trofi liga, 3 trofi Champions League dalam empat tahun juga sesuatu yang sangat legendaris.
Rinus Michels
Legenda Barcelona, Ajax, dan Timnas Belanda. Trofi yang dia berikan kepada Ajax, Koln, Barcelona, dan Timnas Belanda hanya total tujuh. Tidak sebanyak nama-nama lain.
Tapi, dia dinobatkan sebagai manajer terbaik dalam satu abad oleh FIFA. Ini terjadi karena pengaruh total football usungannya di dunia sepak bola eropa. Bersamanya, Ajax yang sempat berada di tempat degradasi, berhasil memenangi empat trofi liga. Dia menomorsatukan disiplin dan stamina, serta perputaran posisi para pemain. Akar dari Tiki-taka Barcelona.
Sir Alex Ferguson
Jika tak ada Ferguson, Man United tak akan memiliki nama sebesar sekarang. Fergie mengangkat Setan Merah benar-benar di era modern Premier League. Total 38 trofi telah dia berikan dalam 27 tahun bersama Man United.
Jumlah angka yang sangat luar biasa. 13 trofi membuat Setan Merah melangkahi Liverpool sebagai tim tersukses di ranah Inggris. Pengaruhnya sangat besar dan terbukti, sejak dia pensiun, Man United belum lagi jadi juara liga.
Sebuah kejadian unik mewarnai laga lanjutan kompetisi amatir Inggris Southern Counties East Football League yang mempertemukan Cray Valley Paper Mills kontra Ashford United baru-baru ini.
Cray Valley harus menyerah 2-5 dalam laga ini. Salah satu gol Ashford yang dicetak Adrian Stone melahirkan momen kocak, yakni ketika penjaga gawang Jordan Carey terlihat marah-marah ke tiang gawang usai kebobolan.
Berawal dari tendangan penalti, bola membentur mistar gawang. Sayang bola rebound sukses dicocor Stone menjadi gol setelah sempat mengenai tiang gawang. Carey pun melampiaskan kekecewaan menanduk tiang gawang.
Manajer Chelsea, Antonio Conte, menunjuk Cesar Azpilicueta dan Victor Moses sebagai pemain penting dalam taktik timnya.
Pada awal musim 2016-2017, hanya Azpilicueta menjadi pilihan di tim inti secara reguler. Adapun Moses cuma berstatus pelapis.
Situasi berubah pada Oktober 2016, ketika Conte memutuskan untuk mengubah formasi dari 4-1-4-1 menjadi 3-4-3. Keputusan itu diambil sang manajer setelah Chelsea kalah dari Liverpool dan Arsenal secara beruntun.
Dalam formasi baru itu, Azpilicueta didaulat sebagai bek tengah. Kehadiran pemain asal Spanyol itu membuat Chelsea dapat 12 clean sheet dalam 20 partai terakhir Premier League.
“Kami menemukan pemain yang bisa menempati peran berbeda. Azpilicueta tampil luar biasa dan merupakan salah satu pemain belakang terbaik di dunia,” kata Conte
Sementara itu, Moses dipilih menjadi sayap kanan dalam deretan empat gelandang. Pemain asal Nigeria itu tidak pernah absen dari susunan starter di liga sejak Oktober.
Maklum, Moses memiliki peran cukup vital. Dengan formasi baru, dia mampu mencetak dua gol dan tiga assist.
“Moses juga tampil sangat baik. Sungguh fantastis bisa menjalankan permainan dengan kualitas pemain seperti mereka,” ucap Conte.
Sebagai imbalan atas performa impresifnya, Moses pun mendapatkan pembaruan kontrak hingga 30 Juni 2021.
Inter Milan benar-benar ingin melakukan perombakan besar musim depan. Punya investor anyar, Suning Group, mereka bersiap memburu pemain.
Dua nama yang kembali masuk dalam bidikan Inter adalah Isco dan Sime Vrsaljko. Keduanya sekarang bermain d Spanyol bersama Real Madrid dan Atletico Madrid.
Untuk Isco, menurut Football Italia, Presiden Suning, Zhang Jidong, turun langsung. Dia sudah bertemu dengan Presiden Madrid, Florentino Perez.
Kans Inter terbilang besar. Mereka bisa menekan Madrid melepas Isco karena kontrak mantan gelandang Malaga itu akan selesai pada pertengahan 2018 mendatang.
Isco sendiri tampaknya tertarik untuk bergabung ke Inter. Alasan kuatnya, karena sekarang dia tidak mendapatkan tempat dalam skuat besutan Zinedine Zidane.
Sedangkan untuk Vrsaljko, Direktur Piero Ausilio sudah mengontak pihak Atletico untuk menanyakan kesediaan melepasnya. Sayang, La Beneamata sejauh ini masih enggan memberi jawaban.
Mirip dengan Isco, situasi Vrsaljko juga buruk di Vicente Calderon. Dia gagal masuk tim inti karena kalah bersaing dengan pemain senior, Juanfran. Jika situasinya tersebut tidak berubah, bukan tidak mungkin mantan pemain Sassuolo itu mempertimbangkan kembali ke Italia.
Sang penguasa Serie A yakni Juventus dikabarkan akan melego Simone Zaza dan Kingsley Coman demi mendanai pembelian Alexis Sanchez.
Penyerang Arsenal tersebut saat ini tengah dibidik oleh banyak klub di Eropa. Sebab ia disebut sudah siap untuk angkat kaki dari Arsenal. Sanchez diklaim ingin pergi dari Emirates setelah melihat kondisi tim yang kacau balau, khususnya usai dipermak Bayern Munchen di leg pertama babak 16 besar Liga Champions beberapa waktu lalu.
Sanchez sendiri disebut siap untuk pindah ke Italia. Klub yang kabarnya bersedia ia perkuat adalah Juve atau Inter Milan.
Menurut laporan Tuttosport, bak gayung bersambut, Bianconeri pun juga ingin mendatangkan Sanchez ke Juventus Stadium. Bahkan mereka siap melego dua pemainnya agar bisa mendanai pembelian pemain berusia 28 tahun tersebut.
Kedua pemain tersebut adalah Simone Zaza dan Kingsley Coman. Saat ini Zaza sedang dipinjamkan ke Valencia. Sementara itu Coman disekolahkan di Bayern Munchen.
Dari penjualan kedua pemain tersebut, Juve diperkirakan bakal mendapat dana segar mencapai 40 juta Pounds. Dana itu disebut lebih dari cukup untuk mendatangkan Sanchez, yang dahulu dibeli Arsenal dari Barcelona dengan harga sekitar 35 juta Pounds.
Meski dikabarkan kecewa dengan situasi Arsenal, Sanchez tetap tampil profesional. Sejauh ini ia sukses mencetak 17 gol di pentas Premier League dan jadi pemuncak daftar top skor bersama dengan Harry Kane dan Romelu Lukaku.
No comments:
Post a Comment