Sepak bola bisa dibilang menjadi olahraga paling populer di muka bumi. Bahkan, kalangan penting dunia pun sampai tergila-gila dengan olahraga yang memainkan si kulit bundar ini. Banyak alasan yang melatari hal ini. Mulai dari kualitas bermain klub, menghibur, hingga alasan geografis. Hal ini pula yang bikin selebriti dunia sampai jatuh hati dengan sepak bola.
Banyak dari musisi, penyanyi, hingga aktris dunia yang terang-terangan mengakui sebagai pendukung suatu klub. Seperti Catherine Zeta-Jones yang menjadi pendukung setia klub Liga Premier Inggris Swansea City.
Bintang film The Mask of Zorro ini pada tahun 2013 lalu, sampai pulang ke kampung halamannya di Swansea untuk merayakan trofi Capital One Cup yang diraih The Swans.
Selain itu, ada lima sosok selebriti lain yang menggilai sepak bola. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya;
1. David Cameron – Aston Villa
Mantan Perdana Menteri Inggris, David Cameron secara terang-terangan sangat fanatik dengan Aston Villa. Cameron mengklaim bahwa telah menjadi pendukung Aston Villa sejak tahun 1982 ketika meraih Piala Eropa.
Cameron sebenarnya dilema mendukung antara West Ham dan Aston Villa. Namun, dia secara jelas mendeklarasikan diri sebagai pendukung The Villans.
Saat Villa terdegradasi, seorang juru bicara resmi Cameron sampai berkata, “Perdana Menteri, seperti banyak penggemar Villa, kecewa dan [berpikir klub] sekarang perlu fokus pada musim depan dan mengubahnya.”
Cameron bukan satu-satunya penggemar terkenal dari Villans. Ada penggemar terkenal lainnya termasuk Pangeran William dan bintang Hollywood terkenal Tom Hanks.
2. Boris Becker – Bayern Muenchen
Legenda tenis, Boris Becker telah lama menjadi penggemar Bayern Muenchen. Peraih 6 kali juara grand slam itu bahkan menyatakan bahwa sudah cinta mati dengan raksasa Jerman tersebut.
Berbicara dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNN, Becker mengatakan: “Saya seorang penggemar besar dari Bayern dan telah selama bertahun-tahun. Saya benar-benar seperti sudah di dewan penasihat selama sepuluh tahun.”
Penggemar terkenal lainnya dari Muenchen termasuk Steffi Graf hingga Nico Rosberg. Rosberg juga beberapa kali tertangkap kamera menyaksikan secara langsung The Bavarian berlaga.
3. Barack Obama – West Ham United
Mantan Presiden Amerika Serikat ini memang mengejutkan ternyata penggemar West Ham United. Obama telah jadi pendukung The Hammers sejak berkunjung ke Kent pada 2002.
Berbicara soal cintanya untuk olahraga, tim kampanyenya mengungkapkan, “Obama mencinta sepak bola. Gairahnya untuk West Ham United.”
The Hammers sendiri banyak juga didukung orang terkenal. Mulai dari Matt Damon, hingga Russel Brand.
4. Ranbir Kapoor – Barcelona
Salah satu aktor paling terkenal di India ini memang dikenal sebagai penggemar Barcelona sejak kecil. Kapoor menjadi penggemar berat klub sejak awal 1990-an.
“Saya selalu menjadi penggemar Barca karena cara permainannya di sepak bola. Ini seperti agama bagi saya, mereka bermain dengan baik dan sangat terorganisir. Memainkan sepak bola terbaik adalah hal yang harus dipuji,” ujar Kapoor.
Bintang Bollywood ini juga menunjuk Messi sebagai pemain terbaik. Selain Kapoor, ada Kobe Bryant, Magic Johnson, Bill Gates, dan Shakira sebagai penggemar Barca.
5. Tom Cruise – Real Madrid
Mungkin aktor Hollywood yang paling dikenal di dunia, Tom Cruise telah menjadi penggemar Real Madrid sejak teman dekat David Beckham membuat beralih ke Los Blancos pada tahun 2003. Namun, tampaknya lebih dari itu.
Bintang film Mission Impossible ini bahkan jauh-jauh datang ke Bernabeu untuk menyaksikan pertandingan Liga penting antara Real Madrid vs Mallorca pada 2006. Madrid adalah salah satu klub paling sukses di dunia dan telah memenangkan 11 gelar Liga Champions.
Hal ini tidak mengherankan bahwa mereka memiliki banyak penggemar terkenal seperti Tom Cruise, Rafael Nadal, Jennifer Lopez dan Magnus Carlsen. Dengan Los Blancos favorit untuk memenangkan gelar La Liga, sosok seperti Tom Cruise dan Nadal akan berharap untuk merayakan kemenangan klub raksasa Spanyol ini di akhir musim nanti.
Gelegar Liga Champions 2016-2017 mulai menghasilkan getaran hebat. Usai pengundian di Nyon, Swiss, Jumat (17/3/2017), publik terhenyak. Dua dari empat partai perempat final tergolong laga maut, yakni Juventus kontra Barcelona dan Bayern Munchen versus Real Madrid.
Pertemuan empat raksasa Eropa tersebut seolah menenggelamkan partai lain, yang sebenarnya tak kalah seru, yakni Atletico Madrid kontra Leicester City dan Borussia Dortmund bersua AS Monaco.
Dua pertandingan terakhir tak kalah mutu. Sayang, deretan para penggawa di tubuh Atletico Madrid, Leicester City, AS Monaco dan Borussia Dortmund, tak sementereng milik Real Madrid dkk.
Walhasil, banyak pihak menyayangkan terjadinya pertemuan empat tim tersebut, yang dianggap final kepagian. Namun, proses pengundian sudah berlangsung, dan kini setiap klub berlomba menyiapkan senjata andalan masing-masing guna menyingkirkan lawan.
Babak perempat final bakal berlangsung pada 11-12 April 2017 dan 18-19 April 2017. Berikut ini peta kekuatan masing-masing pertarungan, yang dirangkum Bola.com dari berbagai sumber. <>Bayern Munchen Vs Real Madrid
1. Bayern Munchen Vs Real Madrid Duel dua tim klasik. Itulah tajuk yang paling cocok disematkan pada pertemuan dua raksasa Eropa tersebut. Banyak pihak menilai, seharusnya laga Bayern Munchen kontra Real Madrid terjadi di babak final.
Namun nasi sudah menjadi bubur. Pertemuan mereka bakal menjadi satu di antara ‘hiasan mewah’ babak perempat final Liga Champions musim ini. Pertemuan kedua tim bakal berlangsung panas, terutama jika mengacu pada penampilan terkini kedua tim.
Saat ini Bayern Munchen bisa dibilang tak tersentuh. Buktinya, mereka nyaman berada di puncak klasemen Bundesliga. Selain itu, gambaran kedahsyatan penampilan anak asuk Carlo Ancelotti sudah terlihat pada babak 16 Besar.
Arsenal, yang notabene tim langganan Liga Champions dan tim besar di Premier League, dipermak telak. Bayern Munchen menyingkirkan Arsenal dengan skor aggregat 10-2. Uniknya, pada dua pertemuan, terjadi hasil akhir yang identik, yakni skor 5-1 untuk Bayern Munchen.
Kontra Arsenal memberi gambaran mesin pembunuh Carlo Ancelotti bisa berasal dari mana saja. Tak hanya itu, Bayern Munchen seolah tak memiliki pemain cadangan, karena nyaris semua pemain berlabel bintang papan atas.
Zona predator diisi deretan pemain yang tak asing lagi. Robert Lewandowski, Arjen Robben, Franck Ribery, Douglas Costa, Arturo Vidal sampai Renato Sanchez, memberi ancaman bagi Real Madrid. Namun bukan Real Madrid namanya jika langsung menyerah. Real Madrid sedang berada di puncak klasemen sementara La Liga. Mereka unggul atas sang rival tradisional, Barcelona. Kondisi tersebut membuat moral skuat Zinedine Zidane semakin tinggi.
Memang, penampilan Real Madrid pada beberapa pertandingan terakhir tak seheboh Bayern Munchen. Real Madrid mampu memberi ‘rasa hormat’ pada lawan. Napoli, yang disingkirkan di babak 16 Besar, tak terlalu dibuat menderita.
Namun, pesan mereka sangat jelas. Real Madrid berambisi menambah trofi Liga Champions setelah mendapatkan yang ke-11 pada musim 2015-2016. Terkait kekuatan, Cristiano Ronaldo, Karim Benzema sampai Isco masih menjadi senjata. Belum lagi kebangkitan James Rodriguez, yang sempat melempem, namun kini sudah menemukan ritme kembali.
Satu pekerjaan rumah terbesar adalah konsistensi lini belakang. Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane harus mendapatkan formula yang pas agar tak mudah didobrak lini tengah Bayern Munchen. Apalagi bukan rahasia lagi, Bayern Munchen kerap menumpuk 5 gelandang, atau bahkan enam pemain tengah jika menggunakan sistem permainan false nine.
Juventus Vs Barcelona
2. Juventus Vs Barcelona Barcelona menunjukkan kekuatan luar biasa saat berhasil lolos dari tekanan Paris Saint-Germain (PSG). Barcelona mempertegas kompleksitas kekuatan mereka, mulai dari sisi teknis, mental sampai keberanian menerapkan formasi ofensif.
Jika mengacu pada penampilan kontra PSG, Juventus bakal menghadapi kekuatan dahsyat yang sudah dibendung. Namun, anomali menjadi penyakit akut bagi Barcelona. Secara tak terduga, Barcelona justru takluk di kandang Deportivo La Coruna, pada laga lanjutan La Liga, akhir pekan lalu.
Sontak, kenyataan tersebut membuat kans Juventus terbuka. Banyak pihak menilai, Barcelona tak akan bisa mengulangi come back luar biasa mereka ketika bersua tim asal Italia, termasuk Juventus.
Kekuatan Juventus tak seperti saat mereka dibekap Barcelona pada final tahun 2015. Saat itu, Barcelona menang 3-1. Kini, skuat Juventus lebih seimbang dan merata. Perpaduan bintang muda dan pemain baru, memberi banyak alternatif.
Seperti halnya Barcelona, Juventus juga punya tridente maut yang ada pada trio Paulo Dybala, Mario Mandzukic dan Gonzalo Higuain. Walhasil, Enrique wajib menemukan cara terbaik bagiamana menghadapi sepak bola Italia.
Maklum, lebih dari satu dekade lalu, Barcelona pernah mengalami pil pahit saat bersua Juventus dengan sistem dua pertemuan. Barcelona tersingkir setelah Juventus menang di Estadio Camp Nou, pada leg kedua.
Ssemua kondisi bakal berubah dalma tiga pekan ke depan, termasuk bagaimana kedua tim mengatur fisik saat berlaga di kompetisi domestik. Barcelona dan Juventus bakal menyelesaikan kerja lokal mereka sebelum berjibaku mencari satu tempat di semifinal Liga Champpions.
Borussia Dortmund Vs AS Monaco
3. Borussia Dortmund Vs AS Monaco Determinasi dan kecerdikan. Dua kata tersebut bisa menjadi representasi dari perjalanan Borussia Dortmund dan AS Monaco. Mereka sama-sama sempat tertekan pada leg pertama babak 16 Besar.
Namun, berkat kerja keras dan cerdik mengaplikasikan formasi pemain, Dortmund mampu melewati adangan Benfica. AS Monaco membuat sensasi saat berhasil menyingkirkan Manchester City.
Duel sensasi juga bisa menggambarkan pertemuan kedua tim. Setidaknya, publik akan melihat lagi apa yang bisa diperbuat bomber Dortmund, Pierre-Emerick Aubameyang. Ia menjadi sorotan setelah mencetak gol indah ke gawang Benfica pada pertemuan kedua di rumah sendiri, plus catatan hattrick.
Kubu AS Monaco tak kalah mentereng. Mereka memiliki pemuda berusia 18 tahun yang sedang menjadi sorotan dunia, yakni Kylian Mbappe. Kemampuan Mbappe dalam menempatkan diri dan mengeksekusi peluang, mendapat pujian setinggi langit. Ia dianggap menjadi ‘malaikat pencabut nyawa’ Manchester City saat partai di Stade Louis II.
Leicester City Vs Atletico Madrid
4. Leicester City Vs Atletico Madrid Kalangan media di Eropa menyebut partai ini sebagai pertemuan antara Cinderella kontra mantan Cinderella. Terlalu berlebihan?, seperti tidak jika menilai perjalanan dan sejarah kedua tim.
Musim lalu, Leicester melakoni drama dengan berperan sebagai Cinderella. Sang putri menggapai impian setelah menjadi jawara Premier League. Sayang, sinar sang putri lenyap musim ini, setelah Leicester City terseok-seok di papan bawah.
Namun, sinar Cinderella ala Leicester City justru terang benderang di level Liga Champions. Secara tak terduga, The Foxes meneruskan perjalanan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Kini, mereka mencatat rekor sejarah klub dengan melaju ke babak perempat final Liga Champions.
Sebuah hal yang tak kebetulan, karena sebenarnya mereka ‘mengorbankan’ penampilan di Premier League sejak awal musim demi tampil menawan di Liga Champions. Perjudian yang mendapatkan hasil, karena tanpa Claudio Ranieri, mereka justru bisa menyingkirkan Sevilla di fase 16 Besar.
Atletico Madrid harus waspada, karena Leicester City sedang menunjukkan sisi peningkatan permainan. Menang atas West Ham United di markas lawan, menjadi bukti kebangkitan sang juara bertahan Liga Inggris tersebut. Artinya, bisa saja kisah Cinderella bisa mereka teruskan di Liga Champions setelah moral tim terangkat.
Bagi Atletico Madrid, semata Cinderella sudah pernah mereka dapatkan di Liga Champions, beberapa musim terakhir. Mereka bisa melaju, dan puncaknya saat menjadi finalis pada edisi 2013-2014, 2015-2016.
Musim ini, kekuatan Atletico Madrid tak terlalu mencolok. Pada liga domestik, mereka masih bersaing dengan Sevilla. Belum lagi level ketajaman yang menurun drastis. Sampai pekan ke-27 La Liga, skuat Diego Simeone baru mengoleksi 49 gol.
Kondisi tersebut menjadi pekerjaan besar bagi Simeone agar bisa memaksimalkan potensi Antoine Griezmann, Fernando Torres, Kévin Gameiro sampai Angel Correa.
Setelah Michael Essien yang memutuskan untuk bergabung dengan Persib Bandung, sepak bola Indonesia kembali kedatangan mantan pemain Liga Premier Inggris. Adalah Peter Osaze Odemwingie yang bakal bergabung dengan Madura United.
Odemwingie merupakan mantan pemain Cardiff City, West Bromwich Albion, dan Stoke City. Madura United bakal mengontrak Odemiwingie selama semusim dan memperkuat tim di Liga 1. "Pra kontrak dengan Odemwingie sudah selesai," kata Manajer Madura United, Haruna Soemitro.
Haruna menambahkan keputusan untuk mendatangkan Odemwingie atas persetujuan pelatih Gomes de Oliviera. Usai meminjamkan Luis Carlos Junior ke Persija Jakarta dan Rishadi Fauzi ke Persiba Balikpapan, Madura United memang kekurangan striker.
Saat ini, lini serang klub berjuluk Sapeh Kerrap itu hanya diisi striker gaek Greg Nwokolo dan Elthon Maran. "Kami memang butuh striker, karakter Odemwingie cocok dengan kerangka tim yang akan dibangun," ujar Haruna.
Untuk melihat kemampuan adaptasi pemain yang pernah membela Timnas Nigeria ini, Madura United akan memainkan Odemwingie di sejumlah pertandingan uji coba. "Mudah-mudahan dia cepat beradaptasi, kita lihat di Cilacap Cup nanti," tutur Haruna.
Odemwingie didatangkan sebagai marquee player atau pemain bintang yang pernah bermain di liga top eropa dan piala dunia. Marquee player diharapkan bisa mendongkrak pendapatan dan peforma klub. Sebelum Madura United, Persib Bandung lebih dahulu mendatang eks pemain Chelsea dan Real Madrid, Maichel Essien.
Presiden MU Achsanul Qosasi mengatakan kedatangan marquee player tidak melanggar aturan PSSI, dimana setiap klub dibatasi hanya boleh merekrut tiga pemain asing. Sehingga klub tidak perlu mengurangi pemain asing yang sudah ada. "Aturan PSSI Marquee Player, sudah disahkan dalam manajer meeting PSSI dengan klub peserta Liga 1," ucapnya.
Jajaran manajemen Barcelona melakukan diskusi akhir pekan ini. Satu di antaranya adalah membahas tawaran sebesar 200 juta pounds atau sekitar Rp 3 triliun.
Manchester City siap menggelontorkan Rp 3 triliun guna membeli Lionel Messi. Selain itu, kubu Lionel Messi juga mendapat kiriman proposal gaji sebesar Rp 9,75 miliar per pekan, belum termasuk bonus penampilan, kemenangan dan gol.
Wakil Presiden Barcelona Bidang Media dan Komunikasi, Manel Arroyo mengaku ada pembicaraan yang mengarah pada atensi masa depan Lionel Messi. Sayang, ia enggan memberikan konfirmasi terkait apa saja yang berkaitan dengan Lionel Messi.
Namun, ia tak mengelak kalau ragam tawaran datang, termasuk dari Manchester City dan Paris Saint-Germain (PSG). “Anda pasti lebih tahu, dan kami akan membicarakan itu bersama dengan beberapa hal krusial lain, terutama masa depan Barcelona,” terang Arroyo.
Kabar tersebut beriringan dengan faktor pelatih yang bakal menakhodai Barcelona pada musim depan. Kabarnya, para petinggi Barcelona mengadakan diskusi khusus dengan Lionel Messi terkait ini. Jika tak cocok, besar kemungkinan Messi bakal hengkang guna menikmati tantangan baru.
Pada sisi lain, isu kedatangan Messi kian santer di kubu Manchester City. Semua itu berlatar hasil negatif saat tersingkir dari arena Liga Champions. Manchester City harus angkat koper dari Liga Champions musim ini setelah kalah agresivitas gol tandang dari AS Monaco.
Kalangan media di Inggris mengungkapkan, kekalahan tersebut berujung pada ketidakpastian masa depan bagi 18 pemain di tim utama. Namun Pep Guardiola membantah berita tersebut.
“Banyak orang memprediksi kami akan melepas 12 – 13 pemain pada musim panas tahun ini. Saya yakin itu hal yang mustahil, karena kami akan membutuhkan banyak biaya untuk melepas atau membeli pemain baru,” tegas Pep Guardiola.
Seperti diketahui, Manchester City berulangkali menyatakan bakal menggunakan kedekatan Pep Guardiola dengan Lionel Messi dan Barcelona agar proses megatransfer bisa terealisasi.
PSSI tidak akan mengampuni peserta Liga 1 dan Liga 2 yang suporternya menyalakan flare dalam pertandingan saat kompetisi bergulir nanti.
Hal ini disampaikan Ketua Umum PSSI, Letjen Edi Rachmayadi usai menyaksikan laga uji coba Persebaya Surabaya melawan PSIS Semarang di Stadion Bung Tomo, Surabaya.
Dalam pertandingan tersebut, Bonek menyalakan flare dan lampu laser yang ditujukan kepada kiper PSIS Semarang beberapa kali.
"Kami akan tetap memberi sanksi sesuai regulasi kompetisi. Karena ini masih laga uji coba, kami memberi arahan dan peringatan kepada Panpel dan manajemen klub agar tidak terulang di kemudian hari ," tegas Edi Rachmayadi kepada SURYAMALANG.COM.
Pihaknya tidak ingin pengalaman yang dialami PSSI terulang. Saat itu PSSI harus membayar denda karena suporter Indonesia menyalakan flare di Stadion Pakansari saat Piala AFF 2016.
"PSSI kena denda 5 miliar oleh AFC. Kami harapkan agar hal itu tidak terulang," paparnya.
Setelah gemerlap Piala Presiden 2017 usai, klub menunggu kepastian berputarnya Liga 1. Kompetisi tersebut memang sudah lama ditunggu oleh klub. Terakhir kali klub bertanding dalam sebuah kompetisi resmi terjadi pada QNB League pada 2015. Namun kompetisi itu akhirnya dihentikan di tengah jalan karena konflik PSSI dan Menpora.
Liga 1 awalnya akan diputar akhir Maret, tak lama setelah Piala Presiden 2017 selesai. Namun PSSI kemudian merevisi jadwal dan merencanakan Liga 1 akan kick off pada 15 April.
PSSI kemudian menggelar pertemuan dengan perwakilan 18 klub di Markas Kostrad, Jakarta, Kamis (1/3/2017), guna membahas segala hal terkait kompetisi seperti hadirnya PT Liga Indonesia Baru yang bertindak sebagai operator kompetisi dan regulasi Liga 1.
Soal regulasi, sejumlah hal baru bakal diterapkan di kompetisi Liga 1. Seperti biasa, jika ada regulasi baru maka suara pro dan kontra akan terdengar.
Perubahan paling mencolok ada pada regulasi soal kewajiban setiap klub mengontrak lima pemain berusia di bawah 23 tahun. Aturan itu masih diikuti dengan kewajiban memainkan tiga orang pemain U-23, minimal selama 45 menit.
Regulasi lainnya adalah pembatasan usia pemain. Buat Liga 1, setiap klub hanya diperbolehkan memiliki dua orang pemain yang berusia di atas 35 tahun. Sementara untuk Liga 2, rencananya klub hanya boleh mengontrak lima pemain yang usianya di atas 25 tahun.
Aturan untuk memainkan pemain U-23 minimal selama 45 menit sudah diterapkan pada turnamen Piala Presiden 2017. Namun tetap saja ada perbedaan karena Piala Presiden 2017 berstatus sebagai turnamen pramusim.
Tidak semua klub tampil dengan kekuatan penuh pada turnamen pramusim. Sejumlah klub sengaja mencoba-coba pemain atau bahkan menyimpan pemain yang diproyeksikan menjadi pemain inti, seperti apa yang dilakukan Pusamania Borneo FC yang akhirnya menjadi runner up.
Namun coba-coba macam apa yang dilakukan klub di turnamen pramusim tentu tak akan lagi terjadi di kompetisi yang sesungguhnya. Setiap tim, termasuk yang punya materi pemain biasa-biasa saja, tentu berusaha meraih kemenangan dan menurunkan pemain andalan.
Kalau dilihat dari regulasi yang berkaitan dengan umur, baik itu di Liga 1 dan Liga 2, PSSI berupaya untuk merangsang munculnya pemain muda. Regulasi tersebut sedikit banyak sudah membantu pelatih Timnas U-22 Luis Milla yang menemukan banyak pemain saat memantau Piala Presiden 2017.
Hanya saja, yang perlu diingat sekali lagi adalah regulasi ini nantinya akan dipakai di Liga 1, yang merupakan kompetisi resmi kasta tertinggi di Indonesia. Suara yang mengomentari kebijakan inipun bermunculan.
"Pemain muda seharusnya layak tampil karena mereka memang punya kualitas bagus, bukan karena regulasi," ujar gelandang PSM asal Belanda, Willjan Pluim.
"Kalau satu pemain muda masih bisa. Tapi kalau tiga, rasanya cukup berat," kata Djadjang Nurdjaman, pelatih Persib.
Dua komentar tersebut menggambarkan sebetulnya mereka merasa kurang sreg dengan regulasi tersebut. Djadjang padahal memiliki pemain muda yang cukup oke di tim Persib. Sebut saja Febri Hariyadi dan Gian Zola yang memang penampilannya bisa dibilang sudah setara dengan pemain yang lebih senior.
Upaya untuk mendorong munculnya pemain muda juga terlihat dari digelarnya kompetisi U-19, menggantikan U-21 yang sebelumnya diadakan. Hanya saja, perubahan ini terbilang mendadak karena sejumlah tim sebetulnya sudah menyiapkan tim U-21 untuk tampil dalam kompetisi.
Jika memang tak ada lagi perubahan soal regulasi kompetisi Liga 1 maka bersiaplah untuk melihat aksi para pemain muda yang diberikan panggung lebih luas. Hanya saja kalau boleh memberi saran, ada baiknya jika sosialiasi perlu dilakukan jauh-jauh hari sebelum regulasi baru diterapkan supaya klub tidak tergagap untuk mengikuti kompetisi.
No comments:
Post a Comment