Tahukah kamu bahwa ada 10 bintang sepak bola yang tak pernah terkena kartu merah? Dua Barcelona, dua Real Madrid, satu mantan Juventus. Lihat daftarnya …
Kapten Bayern Munchen Philipp Lahm mengumumkan bahwa ia akan pensiun dari sepakbola pada akhir musim ini, dan ia salah satu dari 10 bintang yang belum pernah kena kartu merah.
Mantan pemain Barcelona dan pemain internasional Inggris Gary Lineker mungkin adalah teladan terbesar untuk urusan yang luar biasa ini. Pemain itu menjalani karir di lima klub yang berbeda selama hidupnya (Leicester City, Everton, Barcelona, Tottenham Hotspur, Nagoya) dan ia tidak pernah menerima satu kali pun kartu merah atau kuning dalam 567 pertandingan. Hebat, kan?
Legenda Real Madrid Raul Gonzalez adalah pemain lain dengan catatan disiplin yang sempurna. Karir striker Spanyol ini membentang selama 17 tahun, di mana ia bermain untuk Los Blancos, Schalke, Al-Sadd, New York Cosmos dan tim nasional Spanyol, dan dia juga tidak pernah menerima kartu merah.
Playmaker Barcelona Andres Iniesta telah memiliki karir yang penuh dengan piala utama sejauh ini, dan dengan lebih dari 750 penampilan untuk klub serta negara atas namanya, ia bisa mengatakan bahwa ia belum pernah menerima kartu merah.
Mantan presiden UEFA Michel Platini memainkan total 655 pertandingan untuk klub dan negaranya selama bermain. Orang Prancis itu tampil untuk Nancy, Saint-Etienne, dan Juventus, dan juga memenangkan Ballon d'Or pada tiga kesempatan. Dia juga tidak pernah diusir keluar oleh wasit.
Bintang lain yang tidak pernah terkena kartu merah wasit termasuk Joao Moutinho, Karim Benzema, Marco Bode, Aaron Hughes dan Damien Duff.
Striker Atletico Madrid, Antoine Griezmann, mengungkap bahwa ia ingin bergabung dengan Marseille satu hari nanti, namun ketika ia sudah memasuki masa akhir karirnya.
Pemain berusia 25 tahun sudah membuktikan kemampuannya sebagai salah satu striker terbaik Eropa, usai menjalani dua musim yang luar biasa di bawah asuhan Diego Simeone.
Griezmann, yang mencetak 22 gol di La Liga musim lalu dan sudah mencetak sembilan gol musim ini, melanjutkan momen positifnya di Euro 2016, ketika ia memenangkan Sepatu Emas dengan enam golnya.
Hasilnya, sang pemain kini diminati oleh banyak klub dan Manchester United disebut paling meminatinya di musim panas.
Namun demikian, usai sempat mengaku ragu dengan kehidupan di Inggris, Griezmann justru mengungkap ketertarikan pada Marseille.
“Munugkin tidak untuk saat ini,” tutur Griezmann di RMC. “Mungkin nanti. Marseille adalah klub saya ketika masih muda, setelah itu adalah Lyon, karena jaraknya lebih dekat dan mereka punya Anderson, Juninho, dan Benzema.”
“Dari ketika saya masih muda, saya menyukai Marseille. Saya ingat punya jersey mereka yang berwarna emas. Saya pergi ke stadion sekali bersama teman dan juga orang tua saya.”
Sebanyak 22 orang pemain dan ofisial dari Laos dan Kamboja diskors seumur hidup dari kegiatan-kegiatan terkait sepak bola karena keterlibatan mereka dalam pengaturan pertandingan, kata badan sepak bola Asia (AFC) pada Rabu (15/2/2017).
Orang-orang itu terlibat dalam manipulasi pertandingan-pertandingan yang melibatkan tim-tim perwakilan dari Laos dan klub Lao Toyota FC, kata AFC.
Sebanyak 15 orang yang diskors merupakan mantan pemain atau masih memperkuat Laos atau pemain Lao Toyota FC.
Pada November, AFC menskors untuk sementara empat pemain sepak bola internasional Laos karena keterlibatan mereka terhadap skandal.
Empat orang, Saynakhonevieng Phommapanya, Chintana Souksavath, Moukda Souksavath, dan Phatthana Syvilay, merupakan sebagian dari 22 orang yang sekarang diskors seumur hidup.
SEPAKBOLA memang jadi jenis olahraga yang paling digemari di dunia hingga saat ini. Hal tersebut terbukti dengan hampir di seluruh dunia, pertandingan sepakbola selalu mampu menyedot perhatian khalayak banyak.
Meski dimainkan di hampir seluruh dunia, namun hanya ada beberapa Negara yang mampu menghasilkan pemain-pemain berkualitas. Setidaknya ada lima Negara yang mampu menghasilkan sejumlah pemain dengan kemampuan individu di atas rata-rata.
Yang pertama tidak lain adalah Brasil. Ya, Negara yang berada di Benua Amerika Selatan tersebut memang menjadi salah satu Negara yang tak pernah kehabisan para pemain berkualitas. Mulai dari Pele, Romario, Zico, Ronaldo, Ronaldinho, dan kini Neymar Junior.
Akan tetapi, bukan hanya Brasil Negara Amerika Latin yang mampu memproduksi pemain berkualitas. Ada juga Argentina, sebagai Negara yang juga mampu menghasilkan sejumlah pemain dengan kemampuan mengolah bola luar biasa.
Beberapa nama yang hebat yang sudah dihasilkan oleh Negara berlambang Matahari tersebut adalah Mario Kempes, Diego Maradona, Pablo Aimar, Hernan Crespo, Javier Mascherano, Lionel Messi, hingga Paulo Dybala.
Di tanah Eropa juga tak ketinggalan ada Italia, Prancis, dan Spanyol yang mampu menghasilkan pemain-pemain kelas dunia. Prancis sendiri telah melahirkan ikon-ikon sepakbola macam Michel Platini, Didier Deschamps, Eric Cantona, Thierry Henry, Zinedine Zidane, dan Antoione Griezmann.
Sementara Italia juga tak kalah dari Prancis. Negara yang terletak di Selatan Benua Eropa tersebut telah menelurkan sejumlah nama besar yang melegenda macam Dino Zoff, Roberto Baggio, Alessandro Del Pierro, Paolo Maldini, Gianluigi Buffon, dan juga Francesco Totti.
Sedangkan Spanyol yang mulai bangkit dari masa-masa suram menjelma sebagai Negara dengan pemain terbaik di dunia saat ini. Dengan gaya bermain yang mengandalkan operan-operan pendek, La Furia Roja mampu menghasilkan nama-nama seperti Iker Casillas, Carles Puyol, Andres Iniesta, Xavi Hernandez, dan juga Fernando Torres.
Rambut adalah salah satu elemen kepercayaan diri setiap orang, tak terkecuali pemain sepak bola. Sebut saja Rene Higuita, hingga Djibril Cisse memiliki gaya rambut unik dan nyentrik yang membuat mereka lebih mudah dikenali. Namun, jika hal tersebut berbuah denda seperti yang diderita Asamoah Gyan bagaimana ya?
Sebuah kejadian menarik menimpa striker berpaspor Ghana yang pernah malang melintang di Eropa, Asamoah Gyan. Gyan yang saat ini dipinjamkan oleh Shanghai SIPG ke klub di Uni Emirat Arab (UEA) Al Ahli terpaksa harus menerima hukuman berupa denda dari federasi sepak bola di negara tersebut.
Gyan dikenai denda bukan karena perilaku dirinya di dalam lapangan dan luar lapangan. Denda tersebut ia terima setelah federasi sepakbola UEA mengkategorikan gaya rambut Gyan melanggar larangan di sana.
Sebenarnya, jika di negara-negara lain, mungkin gaya rambut Gyan tidak akan bermasalah, toh banyak pemain yang memiliki rambut serupa dengan Gyan yang bergaya mohawk dengan sisi kanan dan kiri yang dipotong habis dan hanya meninggalkan rambut di bagian tengah dari depan hingga belakang.
Masalahnya, Gyan memiliki ukiran yang membentuk huruf atau angka di rambutnya yang di lazim disebut Qaza' di jazirah Arab. Qaza' tersebut lah yang dipermasalahkan oleh federasi sepak bola UEA.
Seperti diberitakan Goal, hukuman terhadap rambut bukan kali pertama menimpa seorang pemain di UEA. Tercatat 40 pemain juga sempat berurusan dengan hal yang sama.
Tak pelak, aturan ini memicu kontroversi. Setidaknya, hal tersebut tercermin dari perbedaan perlakuan yang diterima Omar Abdulrahman yang bermain untuk Al Ain dan Suhail Al Mansoori, penggawa Al Wahda.
Keduanya memang memiliki rambut kriwil nan panjang, persis seperti milik bek Chelsea saat ini, David Luiz. Namun, jika rambut Omar tidak dipermasalahkan oleh federasi maka Suhail terpaksa harus memotong rambut kriwilnya tersebut agar tidak dikenai hukuman.
Bagaimana ya jika Paul Pogba yang bermain di sana?
Pelatih tim nasional Ukraina, Andriy Shevchenko, memiliki mimpi melatih AC Milan suatu saat nanti. Shevchenko merasa AC Milan merupakan klub yang selalu ada di hatinya.
“Saya adalah pelatih tim nasional Ukraina pada saat ini. Namun, saya ingin kembali ke AC Milan suatu hari nanti. AC Milan selalu ada di hati saya,” kata Shevchenko kepada Corriere dello Sport.
Shevchenko mengaku masih mengikuti sepak terjang AC Milan selama ini. Pelatih yang kini berusia berusia 40 tahun itu menganggap, AC Milan sebenarnya telah memiliki pelatih yang bagus, yakni Vincenzo Montella.
“Vincenzo Montella merupakan penyerang yang hebat dan kini menjadi pelatih yang bagus. AC Milan memulai musim dengan baik. Menurut saya, dia telah melakukan tugas dengan luar biasa karena mampu menyatukan tim dan memainkan sepak bola yang baik,” lanjut Shevchenko.
Saat menjadi pemain, Shevchenko menjadi andalan AC Milan selama dua periode, yakni 1999-2006 dan 2008-2009. Bersama I Rossoneri, Shevchenko mempersembahkan lima gelar juara, termasuk Liga Champions pada musim 2002-2003.
No comments:
Post a Comment