Usia ternyata bukan menjadi penghalang bagi seorang pesepakbola untuk menjadi bagian penting di klub. Para pemain berikut ini mampu membuktikan meski sudah berusia 35 tahun ke atas tapi masih bisa tampil maksimal untuk timnya.
Penampilan yang mereka tunjukkan di atas lapangan sejauh ini juga tidak kalah dengan pemain yang lebih muda. Yang paling penting tentu saja mereka bisa mencetak gol untuk timnya masing-masing.
Berikut ini 10 striker berusia 35 tahun atau lebih yang masih tetap bisa menjebol gawang lawan
1. Aritz Aduriz
Pemain asal Spanyol ini tampil sangat tajam belakangan ini, termasuk saat melesakkan lima gol ke gawang Genk dalam ajang Liga Europa. Ia sudah mengemas 10 gol dalam 14 pertandingan di semua ajang kompetisi.
Aduriz termasuk pemain yang sangat percaya bahwa usia hanyalah angka. Dengan tampil cukup produktif di depan gawang, pemain berusia 35 tahun itu mungkin tidak akan pensiun dalam waktu dekat.
2. David Lafata
Lafata menghabiskan seluruh karir bermainnya di Liga Ceko. Meski sudah tidak muda lagi, Lafata masih tetap menjadi andalan di klub Sparta Praha dan mampu mencetak gol secara reguler.
Pemain berusia 35 tahun ini adalah pencetak gol terbanyak liga bersama Michal Skoda yang sama-sama telah mencetak delapan gol. Dengan demikian, Lafata juga sudah mengemas 10 gol di semua ajang kompetisi musim ini.
3. Zlatan Ibrahimovic
Ibrahimovic memulai musim ini dengan sangat tajam setelah mencetak lima gol dari lima pertandingan awal yang dijalani Manchester United. Bintang berusia 35 tahun itu memang mempunyai riwayat kerap mencetak banyak gol untuk klub yang dibelanya.
4. Dirk Kuyt
Pemain berusia 36 tahun itu sudah pensiun dari kancah internasional pada tahun 2014 untuk fokus membela klubnya dan ia sedang berusaha untuk menyamai torehan 19 gol yang dicetaknya musim lalu. Sampai sejauh ini Kuyt baru mencetak empat gol dari 16 pertandingan di semua ajang kompetisi.
5. Ruben Castro
Musim terbaik Castro terjadi dua tahun lalu ketika ia mencetak 32 gol. Ia kini baru mencetak empat gol dari 11 pertandingan di La Liga dan berencana pensiun di Real Betis tapi akan terus bermain hingga tubuhnya tak mampu lagi.
Meski sempat kesulitan mencetak gol di awal karirnya, Castro bisa dibilang sebagai pemain yang terlambat bersinar.
6. Theofanis Gekas
Penyerang FC Sion membuat termasuk salah satu pemain senior di Liga Yunani dan mencetak satu gol setiap dua setengah pertandingan. Pemain berusia 36 tahun itu tercatat sebagai pencetak gol tertinggi ketiga sepanjang masa di Yunani.
Gekas terakhir kali mencetak gol pada akhir bulan lalu setelah melesakkan dua gol ketika menang 5-1 atas Lugano.
7. Kenny Miller
Mantan striker Premier League Kenny Miller ternyata masih belum kehilangan ketajamannya. Ia mampu mencetak 21 gol di semua ajang kompetisi musim lalu bersama dengan Rangers.
Bomber berusia 36 tahun ini ternyata pernah membantu Rangers maupun sang rival Celtic memenangkan Liga Premier Skotlandia. Meskipun begitu, Miller di sepanjang musim ini masih belum tampil seganas musim lalu.
8. Francesco Totti
Meski legenda AS Roma ini sudah menjalani karir profesionalnya selama 24 tahun, Totti ternyata masih belum lupa caranya mencetak gol. Musim ini Totti baru mencetak dua gol tapi sudah memberi enam assist untuk rekan-rekannya.
Pemain berusia 40 tahun ini tentu saja akan pensiun di Roma tapi ia bakal dirindukan ketika benar-benar melakukan hal itu.
9. Samuel Eto’o
Eto’o pernah menjadi mesin gol di Barcelona dan memegang rekor sebagai pemain Afrika dengan penampilan terbanyak di La Liga. Ia sekarang bermain di klub Turki Antalyaspor.
Striker berusia 35 tahun itu masih menjadi pemain reguler di timnya dan baru mencetak tiga gol di liga.
10. Massimo Maccarone
Maccarone adalah pemain tertua kedua di Empoli setelah kiper Maurizio Pugliesi. Pemain berusia 37 tahun itu sudah mencetak empat gol di semua ajang kompetisi musim ini. Dalam sepanjang karirnya, Maccarone sudah mencetak 182 gol dan bisa saja pensiun di akhir musim.
Ada mutu ada harga. Sebuah jargon klasik yang bisa diterapkan di bidang apa saja. Termasuk sepak bola, di mana seorang pesepak bola andal lazimnya juga dibanderol mahal oleh klub induknya.
Sepanjang berlangsungnya kompetisi profesional si kulit bundar, penghuni planet bumi telah menjadi saksi seputar penerapan hukum tertua di bidang jual-beli tersebut.
Sejak pergantian milenium terakhir, korelasinya semakin tampak jelas. Kesuksesan sebuah klub ditopang kehadiran pemain termahal dunia.
Real Madrid merasakannya ketika menjadikan Luis Figo pesepak bola termahal sejagat dan meraih titel La Liga di musim 2000/01.
Begitu pula saat membeli Zinedine Zidane dan Ronaldo di dua musim beruntun berikutnya, untuk kemudian menjuarai Liga Champion 2001/02 dan La Liga 2002/03.
Perekrutan Kaka dan Cristiano Ronaldo di musim panas 2009 menebalkan gairah Madrid guna merebut Copa del Rey di 2010/11 dan La Liga setahun berselang.
Namun, dampak kedatangan CR7 baru memuncak seusai akuisisi Gareth Bale di 2013/14, di mana sepasang gelar LC singgah sebanyak dua kali.
Serupa Los Merengues, rival mereka di Ranah Spanyol, Barcelona, juga menikmati dampak dari daftar belanja fantastis saat membeli Zlatan Ibrahimovic di 2009, lalu Luis Suarez di 2014.
Jika Ibra menyumbang trofi La Liga, El Pistolero turut menghadirkan trigelar berupa La Liga, LC, dan Copa del Rey.
Memang, dampak pembelian pemain berbanderol selangit tak melulu muncul di musim debut mereka. Suarez adalah contoh terideal karena langsung menyabet triplete di Camp Nou.
Sementara itu, Ronaldo butuh dua musim penuh untuk meraih titel pertamanya bersama Madrid.
Akhir Musim
Karena itu, rasanya sama sekali belum tepat apabila publik langsung menjatuhkan vonis gagal terhadap rapor Paul Pogba di awal musim 2016/17.
Sebagai penyandang label pemain termahal di dunia saat dibeli Manchester United senilai 105 juta euro, wajar jika Pogba dituntut berprestasi optimal.
Namun, ia tetap harus diberi waktu hingga akhir musim untuk dinilai secara adil. Toh nama-nama pengukir rekor pembelian termahal tak semuanya langsung nyetel. Jika pun cepat beradaptasi, tak lantas menjamin juga datangnya gelar di musim perdana mereka.
Perbandingan paling relevan mungkin bisa dilihat dari kiprah mereka dalam durasi 12-15 partai resmi, seperti yang saat ini dijalani Pogba sejak mendarat dari Juventus.
Dari perspektif ini, rapor Pogba lebih baik dari Figo dan sedikit mirip Zidane. Artinya, ada probabilitas Pogba bakal menutup musim dengan raihan gelar. Entah itu di Premier League, Liga Europa, Piala Liga, atau Piala FA.
Mario Mandzukic tengah meratapi masa depannya yang tak menentu di Juventus. Kehadiran Gonzalo Hiaguain pada awal musim membuat Mandzukic lebih sering menghabiskan banyak waktu di kursi cadangan. Padahal sebelumnya ia menjadi salah satu faktor penting untuk Juventus dalam meraih Scudetto.
Kondisi ini membuat mantan pemain Bayern Munchen ini berniat untuk mencari klub lain untuk pelabuhan barunya. Bak gayung bersambut, dua klub Premier League, Tottenham Hotspur dan West Ham United dikabarkan tengah memantau situasi sang pemain.
Dilansir Calciomercato, Spurs dan West Ham tertarik ingin menggunakan servis Mandzukic di bursa transfer Januari mendatang. Meski demikian, masih belum apakah keduanya ingin menggaet Mandzukic dengan status permanen atau hanya pinjaman.
Tapi upaya keduanya mendekati Mandzukic berpotensi direcoki Paris Saint-Germain yang juga turut masuk dalam persaingan. Kabarnya Les Parisiens siap menghamburkan banyak uang demi merekrut pemain 30 tahun tersebut.
Sejauh ini, pemain internasional Kroasia ini baru bermain 13 kali di semua kompetisi dengan mayoritas sebagai pemain pengganti. Produktivitasnya dalam mencetak gol pun berkurang karena ia baru mengemas dua gol.
Real Madrid dikabarkan sedang membidik dua penyerang muda yang kini sedang naik daun yakni Marcus Rashford dan Paulo Dybala. Tapi, kedua pemain ini baru akan dibeli pada Januari 2018 yang akan datang.
Madrid memang tidak bisa melakukan aktifitas transfer hingga dua jendela transfer karena menjalani hukuman dari FIFA. Meski begitu, langkah mereka untuk memburu pemain top tidak terhenti begitu saja.
Dikutip dari Ok Diario, Madrid akan segera mengirim pemandu bakat mereka untuk memantau secara langsung permainan penyerang muda Manchester United, Marcus Rashford. Pemain berusia 19 tahun yang musim ini sudah mencetak empat gol.
Selain Rashford, Madrid juga sedang membidik Paulo Dybala dari Juventus.
Masuknya nama Dybala tentu tak lepas dari peran Alvaro Morata yang pernah bermain di Juve. Morata memberikan rekomendasi kepada manajemen Madrid untuk membeli Dybala yang musim lalu sukses mencetak 19 gol untuk Juve.
Dua pemain ini akan jadi investasi masa depan bagi Madrid karena usianya masih sangat muda.
Barcelona sudah memiliki deretan penyerang atau winger berkelas. Sebut saja Lionel Messi, Luis Suarez, Neymar da Silva dan Paco Alcacer.
Namun, deretan pemain di atas ternyata belum memuaskan pelatih Barcelona, Luis Enrique. Seperti diberitakan Sport, Jumat (11/11/2016), Barcelona mengincar tanda tandangan winger Liverpool, Philippe Coutinho.
Selain dana besar, Barcelona akan memanfaatkan kedekatan personal antara Coutinho dan Neymar. Saat ini Coutinho dan Neymar memiliki hubungan yang baik bersama Timnas Brasil, baik di dalam maupun luar lapangan.
Karena itu tak heran, kombinasi keduanya kerap memberikan hasil positif bagi Canarinha –julukan Timnas Brasil. Terbaru, Coutinho dan Neymar berandil besar saat Brasil mengalahkan Argentina 3-0 di matchday 11 Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Amerika Selatan pada Jumat (11/11/2016) pagi WIB.
Gol pertama Brasil yang dicetak Coutinho merupakan umpan dari Neymar. Karena itu, kombinasi apik tersebut diharapkan Barcelona dapat berlanjut di Estadio Camp Nou –markas Barcelona.
Jeda pertandingan internasional adalah hal yang paling dibenci oleh klub dikarenakan para pemainnya kerap kali pulang dalam kondisi cedera usai membela tim nasionalnya.
Atas dasar hal inilah muncul istilah ‘virus FIFA’ untuk menggambarkan kondisi situasi ini. Teranyar, Bayern Muenchen menjadi korban dari ‘virus FIFA’ ini, dimana penyerang sayap Kingsley Coman harus menepi ke ruang perawatan akibat cedera.
Coman diharuskan absen selama dua bulan ke depan akibat cedera pada lutut kiri plus patah tulang pada pergelangan kaki kirinya.
Cedera ini pun memaksa Coman absen membela Prancis di laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 kontra Swedia, (12/10) dini hari WIB dan juga laga persahabatan kontra Pantai Gading lima hari berselang.
Absennya Coman tentu saja menjadi pukulan telak bagi Bayern Muenchen yang tengah berjuang mempertahankan posisi di puncak klasemen sementara Bundesliga saat ini.
No comments:
Post a Comment